MAKALAH
“Marketing/Pemasaran Pendidikan
Nonformal”
Makalah ini disusun guna memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Pesantren dan Luar Sekolah
Dosen pengampu : Zainal Arifin, M. Si
Disusun oleh :
Abdau Qur’ani Habib (12490128)
Am Saifullah Aldeia (12490073)
Chussen (12490119)
Ernita Rohmaniati (12490024)
Hayulia (12490090)
Mila Hendrianawati (12490044)
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN
KALIJAGA
YOGYAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Pendidikan
nonformal sebagai sebuah bagian dari sistem pendidikan memiliki peran yang
sangat penting dalam rangka pengembangan dan implementasi belajar sepanjang
hayat (lifelong learning).[1] Pendidikan
nonformal sebagai solusi alternatif pendidikan sosial harus dikelola secara
tepat dan mempunyai daya guna agar dalam menjalankan program pendidikan dapat
menjangkau berbagai lapisan masyarakat terutama yang tidak mendapat jangkauan
dari pendidikan formal. Selanjutnya diperlukan juga sumber daya yang kompeten
guna untuk mentransfer ilmu pengetahuan serta keterampilan sehingga nantinya
output yang dihasilkan kualitasnya minimal dapat setara dengan yang mengenyam
pendidikan formal. Selain itu, diperlukan adanya hubungan atau kerja sama antar
berbagai elemen pendidikan dengan proses manajerial lembaga untuk mencapai
tujuan pendidikan. Oleh karena itu, lembaga pendidikan nonformal harus memiliki
strategi operasional yang berorientasi pada longlife education dalam
upaya pemerataan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan zaman.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah pengertian
marketing/pemasaran pendidikan nonformal?
2.
Bagaimana konsep pemasaran
dalam jasa pendidikan nonformal?
3.
Apa saja elemen dalam
marketing/pemasaran pendidikan nonformal?
4.
Bagaimana tujuan dan fungsi
marketing/pemasaran pendidikan nonformal?
5.
Bagaimana proses manajerial
dalam marketing/pemasaran pendidikan nonformal?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Mampu menjelaskan
pengertian marketing/pemasaran pendidikan nonformal.
2.
Mampu menjelaskan konsep
pemasaran dalam jasa pendidikan nonformal.
3.
Mampu menjelaskan elemen
dalam marketing/pemasaran pendidikan nonformal.
4.
Mampu menjelaskan tujuan
dan fungsi marketing/pemasaran pendidikan nonformal.
5.
Mampu menjelaskan proses
manajerial dalam marketing/pemasaran pendidikan nonformal.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Marketing/Pemasaran
Pendidikan Nonformal
Menurut Kotler
(2003: 8) pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial, baik oleh
individu maupun kelompok, untuk mendapatkan apa yang dibutuhkan dan diinginkan
melalui penciptaan (creation) penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan
pihak lain. Sedangkan menurut Buchari Alma (2003: 53) mengungkapkan bahwa
pemasaran dalam dunia pendidikan merupakan penawaran mutu layanan intelektual
dan pembentukan watak secara menyeluruh.[2] Secara
umum pemasaran pendidikan adalah suatu kegiatan yang dilakukan lembaga
pendidikan dalam menarik minat pelanggan dengan menawarkan berbagai macam
layanan yang bermutu berdasarkan kebutuhan untuk menghasilkan output yang
diharapkan baik oleh lembaga maupun pelanggan pendidikan. Dengan kata lain, pemasaran
pendidikan merupakan langkah pembaruan ketika sebuah lembaga pendidikan harus
mengikuti ketatnya persaingan untuk memperoleh customer/pelanggan.
Pemasaran
pendidikan didasarkan pada dua landasan filosofis, yaitu landasan epistemologis
dan landasan politik. Pertama, landasan epistemologis memberikan masukan pada
lembaga supaya senantiasa berusaha untuk mengerti kebutuhan dunia sekelilingnya
dengan menganalisis masalah pendidikan dengan mempertimbangkan kebijakan yang
telah ada serta mengedepankan prinsip pada kebenaran. Kedua, landasan politik
mempengaruhi lembaga untuk memikirkan kehidupan secara praktis yang ditujukan
masa depan atau jangka panjang dalam merespon berbagai macam tantangan
pendidikan.[3]
Apabila dikaitkan dengan pendidikan nonformal, maka pengertian
pemasaran pendidikan memiliki makna bahwa lembaga pendidikan nonformal dibangun
untuk merespon tuntutan globalisasi serta reformasi dalam bidang pendidikan
secara fleksibel yang disesuaikan dengan keadaan serta tingkat kebutuhan belajar masyarakat
dalam mencapai tujuan pendidikan di masa depan.[4]
B. Konsep Pemasaran dalam Jasa Pendidikan
Ada
beberapa tahap perkembangan konsep marketing yang digunakan oleh para pengusaha
dalam menghadapi persaingan yaitu;
1.
Konsep Produksi
Konsep
ini berpandangan bahwa perusahaan membuat produksi sebanyak-banyaknya. Dengan
produksi massal ini akan diperoleh efisiensi dalam pemakaian input dan
efisiensi dalam proses produksi. Kemudian perusahaan akan dapat menetapkan
harga jual lebih murah dari saingan. Hal ini sejalan dengan keinginan konsumen, agar mereka mudah
memperoleh barang yang mereka butuhkan, mereka bisa membeli dibanyak tempat,
dan harganya tidak terlalu mahal.
Jika hal
ini diterapkan dalam jasa pendidikan, bukan berarti lembaga pendidikan
menghasilkan lulusan secara massal dengan mengabaikan mutu, kemudian menurunkan
uang kuliah, agar lebih banyak peminat masuk. Konsep produksi dalam jasa
pendidikan, harus tetap memegang teguh peningkatan mutu lulusannya, dan uang kuliah
tidak terlalu tinggi.
2.
Konsep Produsen
Konsep
ini berlaku sudah sejak lama, pada saat produsen berada pada posisi kuat.
Produsen menghasilkan produk yang sangat baik, menurut ukuran atau selera
produsen sendiri, bukan menurut kehendak konsumen, konsumen demikian banyaknya
sehingga selera mereka pun sangat bervariasi. Selera konsumen tidak dapat
diidentikkan dengan selera produsen. Inilah satu kesalahan yang terjadi pada
konsep produk, yang menyamakan selera produsen dengan selera konsumen.
Akibatnya jika timbul pesaing baru yang kreatif dalam bidang produksi, maka
pengusaha yang menganut konsep ini akan kalah dalam persingan.
Jika ini
diterapkan dalam lembaga pendidikan, maka pimpinan lembaga tidak boleh berbuat
sekehendaknya. Walaupun dalam rangka meningkatkan mutu. Pimpinan sekali-kali
harus memonitor apa kehendak konsumen, apa keluhan-keluhan yang diobrolkan oleh
para mahasiswa diluar ataupun dosen, tenaga administrasi dan sebagainya.
3.
Konsep Penjualan
Pengusaha
yang menganut konsep penjualan berpendapat bahwa yang penting, produsen
menghasikan produk, kemudian produk itu dijual ke pasar dengan menggunakan
promosi secara besar-besaran. Produsen ini mempunyai keyakinan bahwa dengan
jalan promosi, konsumen dipengaruhi, dirangsang dimotivasi untuk membeli, maka
mereka pasti kan membeli. Konsep ini banyak dianut oleh para produsen, dan
mereka pun berhasil dalam pemasaran produknya. Akan tetapi strategi ini tidak
akan mampu bertahan untuk selamanya.
Jika ini
diterapkan pada lembaga pendidikan, maka ada kecenderungan lembaga menggunakan
surat kabar, TV, memasang iklan, layaknya seperti iklan barang saja, iklan ini
bisa saja, asal ada bukti nyata yang menunjang kekuatan iklannya.
4.
Konsep Marketing
Konsep
marketing ini menyatakan bahwa produsen, jang memperhatikan diri sendiri,
jangan melihat selera sendiri, tetapi lihatlah, carilah apa dan bagaimana
selera konsumen. Marketing tidak berarti bagaimana menjual produk agar laris
habis. Tidak peduli apa yang akan terjadi setelah itu. Konsep marketing lebih
berorientasi jangka panjang. Konsep ini lebih menekankan kepada “kepuasan
konsumen”. Tujuan marketing ialah bagaimana usaha untuk memuaskan selera,
memenuhi “needs and wants” dari konsumen.
Lembaga
pendidikan yang mengaut konsep marketing ini, tahu persis apa yang akan
dilakuka. Lembaga pendidikan, bisnisnya bukan hanya sekedar mengajar siswa tiap
hari sesuai jadwal kemudian melaksanakan ujian, lulus, habis perkara. Tapi
harus lebih jauh dari itu. Siswa harus merasa lebih puas dengan layanan lembaga
dalam banyak hal misalnya dalam suasana belajar mengajar, ruang kelas yang
bersih, taman yang asri, dosen-dosen yang ramah, perpustakaan, lab, lapangan
olahraga, dan sebagainya harus siap melayani siswa.
5.
Konsep Responsibility = Konsep Societa = Konsep
Kemasyarakatan
Konsep ini
menyatakan bahwa dunia perusahaan harus bertanggung jawab pada asyarakat
terhadap segala perilaku bisnisnya. Perusahaan harus menghasilkan produk yang
dapat diandalkan, tidak cepat rusak, tidak berbahaya bila digunakan oleh
konsumen, dan turut menjaga kelestarian alam. Dunia bisnis harus berhemat dalam
menggunakan sumber-sumber alam, dan turut mengadakan penghijauan.
Demikian
pula sebuah perguruan tinggi, harus bertanggung jawab terhadap masyarakat luas,
atas mutu lulusan yang dihasilkannya. Jangan sampai lulusan yang dihasilakan
malah membawa ekses di masyarakat, berlaga denagn title kejarjanaan yang ia
peroleh. Lembaga pendidikan harus bertanggung jawab atas uang masyarakat yang
dipungut dan yang dipergunaka, sehingga betul-betul memberikan hasil yang
maksimal buat kepentinagn masyarakat.
C. Elemen –
Elemen dalam Marketing Pendidikan Nonformal
Pemasaran pendidikan mempunyai tujuh elemen
pokok, yaitu :
1.
Product
merupakan hal yang paling mendasar yang akan menjadi pertimbangan preferensi
pilihan bagi customer, merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
customer yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginannya.
2.
Price
merupakan elemen yang berjalan sejajar dengan mutu produk, dimana apabila mutu
produk baik, maka calon siswa berani membayar lebih tinggi apabila dirasa dalam
batas kejangkauan pelanggan pendidikan.
3.
Place
adalah letak lokasi sekolah mempunyai peran yang sangat penting, karena
lingkungan dimana jasa disampaikan merupakan bagian dari nilai dan manfaat jasa
yang dipersepsikan cukup berperan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
pilihan.
4.
Promotion
merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yaitu aktivitas pemasaran yang
berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi/membujuk, atau mengingaatkan pasar
sasaran atas lembaga dan produknya agar bersedia menerima, membeli dan loyal
pada produk yang di tawarkan oleh lembaga tersebut.
5.
People
ini menyangkut peran pemimpin dan civitas akademika dalam meningkatkan citra
lembaga, dalam arti semakin berkualitas unsur pemimpin dan civitas akademika
dalam melakukan pelayanan pendidikan maka akan meningkat jumlah pelanggan dalam
pendidikan non formal..
6.
Physical
evidence merupakan sarana dan prasarana yang mendukung proses penyampaian jasa
pendidikan sehingga akan membantu tercapainya janji lembaga kepada
pelanggannya, misalnya; berupa banguna, laboratorium, lapangan olahraga, dan
pertamanan.
7.
Process
adalah penyampaaian jasa pendidikan merupakan inti dari seluruh pendidikan,
kualitas dari seluruh elemen yang menunjang proses pendidikan menjadi hal yang
sangat penting untuk menentukan keberhasilan proses pembelajaran sekaligus
sebagai bahan evaluasi terhadap pengelolaan lembaga pendidikan dan citra yang
terbentuk akan membentuk circle dalam merekrut Pelanggan pendidikan dalm
pendidikan non formal.[5]
D. Tujuan dan Fungsi Pemasaran Pendidikan Nonformal
Untuk
menentukan tujuan maupun fungsi dari pemasaran pendidikan non formal, tentunya tidak akan dapat terlepas
dari pengertian yang telah disampaikan di atas. Adapun beberapa tujuan dari
pemasaran pendidikan non formal adalah sebagai
berikut:[6]
1.
memberi informasi kepada masyarakat
tentang produk-produk lembaga pendidikan nonformal.
2.
meningkatkan minat dan ketertarikan
masyarakat pada produk lembaga pendidikan nonformal.
3.
membedakan produk lembaga pendidikan non formal dengan lembaga pendidikan nonformal yang lain.
4.
memberikan penilaian lebih pada
masyarakat dengan produk yang ditawarkan.
5. menstabilkan eksisensi dan kebermaknaan lembaga
pendidikan di masyarakat.
Jadi, yang
ingin dicapai dari pemasaran pendidikan adalah mendapatkan pelanggan yang
disesuaikan dengan target, baik itu yang berkaitan dengan kualitas maupun
kuantitas dari calon pelanggan (siswa).
Sedangkan
fungsi dari pemasaan pendidikan non formal adalah sebagai langkah pembaharuan
ketika sebuah lembaga pendidikan non formal harus mengikuti atau mengimbangi
ketatnya persaingan dalam memperoleh pelanggan (customer). Jadi, pemasaran pendidikan berguna sebagai suatu langkah dalam mengimbangi
posisi pendidikan di era persaingan global.
E. Proses Manajerial Pemasaran Pendidikan Non Formal
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam
pelaksanaan proses pemasaran lembaga pendidikan non formal yaitu :
1.
Perencanaan
Beberapa hal
yang perlu dilakukan dalam membuat perencaan pemasaran adalah:
a) Menentukan visi, misi, tujuan umum, dan tujuan khusus
lembaga pendidikan.
b) Menganalisis ancaman dan peluang eksternal lembaga pendidikan.
c)
Mengetahui kecenderungan “kondisi
pasar” sekaligus menentukan calon siswa yang akan dipilih lembaga pendidikan.
2.
Pelaksanaan
Satu hal
penting yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan pemasaran adalah
memperhatikan variabel-variabel yang dapat
menarik minat pelanggan.
3.
Pengendalian
Hal ini
diperlukan untuk pecapaian sebuah kontrol yang baik, karena lembaga pendidikan
sangat memerlukan informasi-informasi yang akurat dan memadai. Kemudian
informasi yang telah didapatkan digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
kontrol dan evaluasi. Muhaimin, et al. (2010: 109) mengutip dari Drucker, 1990
mengatakan bahwa ada 3 jenis kontrol yang dapat dilakukan oleh organisai
nirlaba seperti suatu lembaga pendidikan yaitu:
a) Rencana kontrol tahunan, meliputi monitoring pada
kinerja pemasaran yang berlangsung untuk meyakinkan bahwa volume penjualan
tahunan dan keuntungan yang ditargetkan. Alat utamanya adalah analisis
penjualan, analisis pangsa pasar, analisis anggaran pemasaran, dan penelusuran
sikap pasar;
b) Kontrol profitabilitas, yaitu determinasi
profitabilitas yang aktual dari pemasaran yang telah dilakukan, dan akhirnya
dapat diidentifikasi titik-titik kelemahan dalam pelaksanaan pemasaran.
Misalnya kesesuaian layanan dengan kebutuhan di masyarakat, segmen pasar,
saluran promosi, dsb;
c) Audit pemasaran, bertujuan menganalisis tujuan
pemasaran, strategi, dan sistem yang diadaptasi secara optimum dan lingkungan
tujuan pemasaranyang telah diramalkan.[7]
BAB III
PENUTUP
ΓΌ Kesimpulan
·
Pemasaran pendidikan
memiliki makna bahwa lembaga pendidikan nonformal dibangun untuk merespon
tuntutan globalisasi serta reformasi dalam bidang pendidikan secara fleksibel
yang disesuaikan dengan keadaan serta
tingkat kebutuhan belajar masyarakat dalam mencapai tujuan pendidikan di masa
depan.
·
Ada beberapa tahap perkembangan konsep
marketing yang digunakan oleh para pengusaha dalam menghadapi persaingan yaitu konsep
produksi, konsep produsen, konsep penjualan, konsep marketing, dan konsep
responsibility.
·
Pemasaran
pendidikan mempunyai tujuh elemen pokok, yaitu product, price, place,
promotion, people, phisycal evident, dan process.
·
Adapun beberapa tujuan dari
pemasaran pendidikan non formal adalah memberi
informasi kepada masyarakat tentang produk-produk lembaga pendidikan nonformal, meningkatkan minat dan
ketertarikan masyarakat pada produk lembaga pendidikan nonformal, membedakan produk lembaga pendidikan non formal dengan lembaga pendidikan nonformal yang lain, memberikan penilaian
lebih pada masyarakat dengan produk yang ditawarkan, dan menstabilkan eksisensi
dan kebermaknaan lembaga pendidikan di masyarakat.
·
Fungsi dari pemasaan pendidikan non
formal adalah sebagai langkah pembaharuan ketika sebuah lembaga pendidikan non
formal harus mengikuti atau mengimbangi ketatnya persaingan dalam memperoleh
pelanggan (customer).
·
Ada beberapa langkah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan proses
pemasaran lembaga pendidikan non formal yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian.
DAFTAR PUSTAKA
Alma,
Buchari, Manjemen Pemasaran dan Pemasaran
Jasa, Bandung: Alfabeta, 2007.
Kamil, Mustofa, Pendidikan Nonformal Pengembangan melalui Pusat
Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari
Komunikan Jepang), Bandung:
Alfabeta, 2009.
Marzuki, Saleh, Pendidikan Nonformal: Dimensi dalam Keaksaraan
Fungsional, Pelatihan, dan Andragogi, Bandung: Remaja RosdaKarya, 2012.
Tim Dosen
Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, Bandung: Alfabeta,
2012.
[1]
Mustofa Kamil, Pendidikan Nonformal Pengembangan melalui Pusat Kegiatan
Belajar Mengajar (PKBM) di Indonesia (Sebuah Pembelajaran dari Komunikan Jepang), (Bandung: Alfabeta, 2009), hlm.
3
[2]
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung:
Alfabeta, 2012), hlm. 337-338
[3] Ibid.,
hlm 338
[4]
Saleh Marzuki, Pendidikan Nonformal: Dimensi dalam Keaksaraan Fungsional,
Pelatihan, dan Andragogi, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 2012), hlm. 238-240
[5] Buchari
Alma, Manjemen Pemasaran dan
Pemasaran Jasa, (Bandung: Alfabeta, 2007),
hlm. 382-384
[6] http://www.al-imancommunity.com/2011/08/manajemen-pemasaran-pendidikan.html. Diakses hari Selasa
Oktober 2014 pukul 20.00 WIB
[7]
http://www.al-imancommunity.com/2011/08/manajemen-pemasaran-pendidikan.html. Diakses hari
Selasa Oktober 2014 pukul 20.00 WIB